Apa itu Retorika ?

Retorika Menurut pengertian umum adalah keterampilan berbahasa secara efektif, baik lisan maupun tulisan, karang-mengarang atau pidato.

Sekarang banyak orang salah duga, bahwa kepandaian berpidato adalah masalah bakat dan keturunan. hal itu tidaklah sepunuhnya benar, yang benar adalah semata-mata masalah kemauan. kita banyak mengenal orang-orang yang di juluki singa-singa podium, tapi ternyata orangnya biasa saja, hanya saja dia punya kemauan. misalnya HOS. Cokro Aminoto, Ir. Soekarno, dan Anak Pedagang pasar .... KH. Bisri Mustofa.

Maka dengan ini utuk menjadi pandaidalam berbicara di podium semata-mata harus memiliki Kemauan yang besar  sebagai mana kita bisa mentapakuri sejenak firman Alloh SWT :

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. ( Qs. An Nahl : 125 )Sabda Nabi :1.
"Tuhan menggelengkan wajah seseorang yang mendengar sesuatu dari kita seperti yang dia dengar. Karena, banyak yang menyampaikan lebih menjadi lebih sadar daripada hanya mendengarkan "
2.
"Barang siapa yang menunjukan (memberikan petunjuk-petunjuk) ke arah kebaikan, maka baginya peroleh pahala seperti apa yang mengerjakannya "
Langkah persiapan Berpidato adalah mutlak dan penting. Persiapan tersebut meliputi 2 syarat pokok :
1. Kesehatan
2. Kesiapan Ilmu
Kesehatan badan, tentu saja meliputi jasmani dan rohani. Orang yang ingin jadi orator, dan bahkan yang sedang ingin berpidato harus memperhatikan kesehatan. Bila kesehatan terganggu, betapapun siapnya dan lengkapnya persiapan yang lain, untuk bisa sukses masih diragukan.
Sedangkan kesiapan ilmu melengkapi :
1. Masalah Bahasa
2. Pengetahuan Lain.
Pengetahuan mengenai bahasa, adalah syarat mutlak bagi mereka yang mau berpidato. Bisa saja seseorang berbicara tanpa menguasai bahasa, tapi tentu bukan pidato namanya. Penguasaan bahasa, misalnya : Mengenai pemakaian Awalan, akhiran, memberikan definisi, semantik, etimologi, morfologi, tradisi bicara sehari-hari penduduk sekitarnyah. Tapi ingat, ini bukan berarti ahli Pidato haruslah ahli bahasa.
Setelah bahasa, kita mulai mempersiapkan tentang pengetahuan yang menjadi isi poko pidato,misalnya soal Agama . Kiranya perlu di sisipkan pesan di sini, yaitu ; " Janganlah ingin di anggap serba tahu dan seba bisa dalam segala hal. Tiga pengetahuan saja kiranya cukup , kalau semisalnya di minta membicarakan sesuatu yang memang tidak di kuasai, katakan saja terus terang " Tidak Sanggup". Tidak Perlu Khawatir tidak mendapatkan gelar ahli pidato. Sebab, Pidato yang baik, harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:
  1. Adanya pokok masalah (isi) yang diuraikan. Dan tentu saja yang harus dikuasai oleh si pembicara.
  2. Punya kecepatan untuk menyampaikan isi tersebut
  3. Uraiannya mengandung pengetahuan
  4. Ada tujuan yang di bicarakan
  5. Diantara setiap si pembaca, topik, dan pendengar terjalin hubungan yang harmonis.
Disamping itu diperlukan juga pengetahuan pembantu, yakni pengetahuan yang turut di pergunakan dalam menyusun pidato. karena sasaran pidato adalah Manusia, maka pidatonya akan sukses apabila ditopang dengan pengetahuan-pengetahuan seperti; pisikologis (ilmu jiwa) filsafat, agama, antropologi, sejarah dan kebudayaan., pengetahuan hukum, dan undang-undang.

Adapun Persiapan lteknis lainnya dapat diringkas sebagai berikut:

  1. Penyusunan materi, meliputi : Pengumpulan bahan-bahan, membuat kerangka, dan uraian lebih terperinci.
  2. Penyesuaian situasi, meliputi : Hubungan dengan maksud pidato, analisis pendengar berikut suasana, dan penyampaian masalah.
  3. Latihan Vokal, meliputi : melatih suara, dan kelincahan pengucapan serta intonasi.
  4. Persiapan saat penampilan, meliputi kewajaran sikap dan gaya, penyesuaian gerak gaya dan mimik, menjaga keakraban dengan pendengar.
Dan yang terpenting dari itu semua adalah Keikhlasan niat.
Sementara yang berkenan dengan metode ada beberapametode yang dikenal, yaitu :
  1. Metode improtu ( irtijali ) yaitu metode yang berdasarkan kebutuhan sesaat.
  2. metode menghafal, dengan persiapan secara terperinci, menulisnya lalu menghafal huruf demi huruf.
  3. Metode Naskah atau pidato dengan teks, biasanya untuk acara-acara resmi
  4. Metode ekstemporan, ini merupakan metode yang di anjurkan karena cara ini adalah jalan tengah di antara metode-metode yang disebutkan di atas.


Contoh-contoh 
TEKS PIDATO DAN PEDOMAN PEMBAWA ACARA

Penyusun :
ACHMAD SUNARTO

Penerbit :

PUSTAKA AMANI Jakarta






 #semoga bermanfaat.